Langsung ke konten utama

Berkecambah atas Intervensi Pendidikan

Foto: Penulis

Dewasa ini pendidikan menjadi sektor yang banyak disoroti oleh banyak tokoh akhir-akhir ini. Pendidikan hadir bagaikan artis yang mampu menghipnotis berbagai macam sorotan mata, kehadirannya hanya menampakkan hal-hal indah dari luarnya dan minim akan subtansi. Inti sari dari pendidikan tidak mampu menjadikan kecambah-cambah hadir secara komprehensif. Ini artinya, ada semacam virus yang menggerogoti  sehingga kecambah-kecambah yang diharapkan mampu hadir sebagai tantangan zaman terkikis  secara perlahan atau bahkan hanya akan menjadi catatan sejarah.
Pendidikan harus mampu berperan dalam menghasilkan kecambah-kecambah unggul serta tendensius progresif, kreatif, inovatif dalam menjawab arus globalisasi dan iklim yang kadang tidak bersahabat. Pendidikan  harus dinamis yang kemudian menghasilkan generasi-generasi emas ataupun yang diistilahkan oleh penulis “kecambah unggul” salah satunya memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Mengutip yang disampaikan Heong kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) merupakan proses yang melibatkan aktifitas mental  dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif, dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh mengetahuan yang meliputi tingkat menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Itu artinya, kemampuan seperti inilah yang kemudian diharapkan hadir sebagai solusi solutif dalam menjawab arah baru pergerakan pendidikan masa depan.
Pendidikan masa depan yang dimaksud merupakan pendidikan yang tidak gagap atas perkembangan tekhnologi informasi. Ada inovasi-inovasi baru dalam menjadikan kecambah-kecambah tumbuh dan mampu menjadi jawaban. Berkecambah atas intervensi pendidikan artinya pendidikan dijadikan sebagai alat sentral dalam mengasah serta menghasilkan generasi-generasi yang kemudian hadir sebagai pembaharu atas frekuensi dinamika yang terjadi. Pendidikan yang sesuai harapan tidak menjamin dalam menghasilkan kecambah-kecambah yang diharapkan. Hal itu tentu tidak terlepas dari dinamika perpolitikan yang terjadi, politik praktis yang merambat pada sektor pendidikan. Pendidikan tidak lagi dijadikan sebagai sentral serta menghasilkan kecambah-kecambah unggul, melainkan sebagai komoditas politik. Hal inilah yang menjadikan virus serta bakteri menggerogoti sampai keakar-akar sehingga tidak menutup kemungkinan mematikan benih pendidikan itu sendiri.
Eksistensi pendidikan tidak kemudian dijadikan sebagai alat yang mampu merangsang kecambah-kecambah yang ada, proses yang kontinu serta stimulus harus menjadi suplemen pelumas dalam membentuk kecambah-kecambah yang unggul serta mampu hadir sebagai daya tawar yang tinggi dengan keunggulannya. Kenapa kemudian pendidikan harus menjadi sentral serta mata air bagi pertumbuhan kecambah yang mampu menawarkan hasil yang maksimal. Karena pendidikan harus mampu dihadirkan sebagai candradimuka, menjadi intervensi dalam komponenen-komponen yang ada. Karena muara dari kehidupan adalah pendidikan itu sendiri.
Dengan adanya pendidikan seharusnya mampu menghadirkan kecambah-kecambah yang unggul dalam bersaing di era globalisasi. Dinamika yang terjadi semakin kompleks, sehingga kemudian menuntut pendidikan benar-benar hadir sebagai intervensi utuh atas terjadinya perubahan kearah yang lebih dinamis. Karena perubahan yang nyata lahir dari rahim pendidikan yang humanis.


#Penulisan di atas masih jauh dari kata sempurna, penulis memohon kritikan dan masukan yang membangun dalam perbaikan karya baik saat ini atau yang akan datang. Trimakasih.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekonstruksi Pendidikan Karakter dalam Menyongsong Abad 21

Foto: Penulis Pendidikan menjadi sentral utama dalam membentuk individu yang mampu menjawab tantangan zaman era kontemporer. Pendidikan tidak hanya tendensi pada proses transfer ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge ), akan tetapi bagaimana penyelarasan transfer ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge ) dengan transfer nilai ( transfer of   value ) dalam menciptakan individu yang cerdas secara spiritual, intelektual, serta emosional. Individu yang memiliki perilaku yang baik, cakap, mandiri, bertanggung jawab, berakhlak mulia serta mampu mengendalikan diri di tengah kehidupan sehari-hari. Sebagaimana fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang pada Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas Bab 2 pasal 3, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan b...

PARADIGMA PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS ABAD 21

Foto: Penulis PARADIGMA PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS ABAD 21 Izul Islamudin* *Mahasiswa Pascasarjana Dikdas UM Email :   izulhibersat1996@gmail.com Abstrak Pendidikan merupakan alat untuk memutus rantai pembodohan. Karena pendidikan harus hadir sebagai candradimuka dalam membentuk generasi yang cerdas secara intelektual, emosional, serta spiritual. Pendidikan yang efektif serta efisien tentu tidak terlepas dari kebijakan serta muatan-muatan nilai-nilai kearifan lokal. Karena berbicara pendidikan sangat kompleks dan tentu dalam mengarungi bahtera samudera ilmu pengetahuan dan arus globalisasi, pendidikan harus mampu berenang dengan membawa muatan nilai-nilai kearifan lokal ( lokal   wisdom ). Sehingga, di era revolusi industri 4.0 pendidikan berbasis kearifan lokal menjadi filter serta payung dalam mengarungi iklim arus revolusi industri 4.0 dalam menyongsong pembentukan generasi emas Abad...

ESSAY: Dampak Perkembangan Teknologi pada Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi 19 (Perspektif Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget)

Ilustrasi: kecanggihan teknologi (dok. suara.com) Oleh: Izul Islamudin, M.Pd. Dinamika proses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara peserta didik dan pendidik dalam membentuk peserta didik yang cerdas secara spiritual, intelektual, dan emosional. Wabah covid 19 yang menimpa dunia internasional menjadikan dinamika kehidupan dunia bergeser dari yang konvensional beralih ke digital. Dalam konteks pandemi covid 19 yang terjadi di Indonesia dewasa ini memakan korban jiwa, di terapkan social distancing , proses pembelajaran daring (online). Hal inilah problem yang perlu disikapi dalam kehidupan dewasa ini. Dalam proses pembelajaran yang semulanya dilakukan secara konvensional, kini dilakukan secara daring (online) karena kondisi yang tidak memungkinkan. Pembelajaran daring inilah yang kemudian dijadikan sebagai alternatif dalam mengatasi keberlanjutan proses pembelajaran. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran daring tentu memiliki permasalahan, baik itu permasalahan pad...