Langsung ke konten utama

Integreted Curriculum: "Relevan dengan Kurikulum 2013"

Foto: Penulis

Menurut hemat saya, secara definitif integrated curriculum merupakan pengintegrasian antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya (pendekatan tematik) yang mengarah pada Kurikulum 2013. Menurut Hamalik (2013) Kurikulum terintegrasi atau terpadu (integrated curriculum) ini, batas-batas di antara semua mata pelaajaran sudah tidak terlihat sama sekali, karena semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit. Jadi, mata pelajarannya sudah menjadi satu kesatuan dalam tema, subtema, serta pembelajaran.  Sebagai contoh: Pada buku guru kelas 4 Tema 1 “Indahnya Kebersamaan” Subtema 1 “Keberagaman Budaya Bangsaku” Pembelajaran 1 “mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia, dan IPA (https://www.amongguru.com › Bahan Ajar).
 Hal ini juga relevan dengan definisi integrated curriculum pada jenis-jenis kurikulum menurut Nasution (2009) dan Idi (2010). Menurut Dahlia & Suyadi (2014) Kurikulum 2013 merupakan hasil penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yang biasa dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Itu artinya, yang dari awal merupakan mata pelajaran yang terpisah-pisah menjadi terintegrasi antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain (tematik). Pendekatan tematik integratif adalah pendekataan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Dahlia & Suyad: 2014).
Pengimplementasian K-13 yang mengintegrasikan mata pelajaran sejauh ini menurut saya sangat efektif, walaupun masih ada beberapa instansi pendidikan yang mengalami kesulitan dalam pengimplementasiannya bukan seolah-olah sistemnya yang bermasah, melainkan ketidak siapan pendidik dalam mengejawantahkan K-13 dalam proses pembelajaran. Mengutip yang diampaikan Dahlia & Suyadi (2014) proses pembelajaran yang dikehendaki Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan, serta berpusat pada siswa (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran kontekstual.
Proses pembelajaran yang efektif serta efisien tergantung bagaimana seorang pendidik dalam merencanakan, mengimplementasikan, serta evaluasi. Itu artinya, seorang pendidik harus memiliki kompetensi yang mumpuni dalam mendesain serta sebagai aktor dalam proses pembelajaran. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat (1) “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Sehingga, dengan kompetensi yang dimiliki oleh pendidik, pendidik mampu mengenjawantahkan kurikulum 2013 dengan baik dan konsekuensi logis dari ini semua berdampak pada perkembangan serta pertumbuhan peserta didik, baik itu kognitif, afektif, serta psikomotorik.
Sehingga, pada prinsipnya memang kurikulum terintegrasi atau terpadu (integrated curriculum) mengintegrasikan mata pelajaran-mata pelajaran dalam suatu tema, subtema, serta pembelajaran tanpa menghilangkan sedikitpun substansi dari muatan materi dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus memiliki 4 kompetensi sebagai penunjang dalam proses pembelajaran sebagai aktor ataupun  fasilitator. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik salah satunya tergantung dari seorang pendidik. Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Rohani & Syaifullah) ada tiga macam lingkungan pendidikan secara garis besar yaitu “yang meliputi keluarga (al-usratu), sekolah (al-madrasatu), dan masyarakat (al-mujtama’). Artinya, dari ketiga komponen vital ini harus saling kolaborasi satu sama lain dalam proses pembelajaran serta mengawal proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga apa yang diikhtiarkan serta yang menjadi tujuan dari Pendidikan Nasional tercapai. 



#Penulisan di atas masih jauh dari kata sempurna, penulis memohon kritikan dan masukan yang membangun dalam perbaikan karya baik saat ini atau yang akan datang. Trimakasih.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekonstruksi Pendidikan Karakter dalam Menyongsong Abad 21

Foto: Penulis Pendidikan menjadi sentral utama dalam membentuk individu yang mampu menjawab tantangan zaman era kontemporer. Pendidikan tidak hanya tendensi pada proses transfer ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge ), akan tetapi bagaimana penyelarasan transfer ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge ) dengan transfer nilai ( transfer of   value ) dalam menciptakan individu yang cerdas secara spiritual, intelektual, serta emosional. Individu yang memiliki perilaku yang baik, cakap, mandiri, bertanggung jawab, berakhlak mulia serta mampu mengendalikan diri di tengah kehidupan sehari-hari. Sebagaimana fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang pada Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas Bab 2 pasal 3, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan b...

PARADIGMA PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS ABAD 21

Foto: Penulis PARADIGMA PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS ABAD 21 Izul Islamudin* *Mahasiswa Pascasarjana Dikdas UM Email :   izulhibersat1996@gmail.com Abstrak Pendidikan merupakan alat untuk memutus rantai pembodohan. Karena pendidikan harus hadir sebagai candradimuka dalam membentuk generasi yang cerdas secara intelektual, emosional, serta spiritual. Pendidikan yang efektif serta efisien tentu tidak terlepas dari kebijakan serta muatan-muatan nilai-nilai kearifan lokal. Karena berbicara pendidikan sangat kompleks dan tentu dalam mengarungi bahtera samudera ilmu pengetahuan dan arus globalisasi, pendidikan harus mampu berenang dengan membawa muatan nilai-nilai kearifan lokal ( lokal   wisdom ). Sehingga, di era revolusi industri 4.0 pendidikan berbasis kearifan lokal menjadi filter serta payung dalam mengarungi iklim arus revolusi industri 4.0 dalam menyongsong pembentukan generasi emas Abad...

Cahaya Pendidikan untuk Anak Negri

Pendidikan adalah pondasi dari suatu bangsa, bangsa yang besar akan dilihat tingkat pendidikannya, seperti apa pendidikan dan bagaimana  output dari  hasil pendidikan tersebut. Pendidikan mutlak untuk semua orang, karena sudah tertuang dalam pasal 31 ayat 1 yang berbunyi "setiap warga negara berhak mendapat pendidikan". Tapi apa kenyataannya, masih ada anak-anak yang belum beruntung seperti anak-anak ini yang merasakan betapa indahnya memakai seragam dan duduk dibangku sekolah. Pendidikan, pendidikan, dan pendidikan, satu kata inilah yang memiliki makna yang menyentuh, yaitu memanusiakan manusia. Dengan adanya pendidikan manusia dapat memahami eksitensi ia hidup dimuka bumi ini untuk apa.